Jumat, 03 Februari 2023

Teliti Sebelum Menjual

 Oleh Noormasri Karyawan, S.Pt.,M.Pd.

 


Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber : Susanto, S.Pd/

Moderator : Helwiyah, S.Pd., M.M..

Hari/Tanggal : Jumat. 3 Februari 2023

 

Assalamualaikum Wr. Wb

 

Pertemuan ke 12. Moderator (bu Helwiyah, S.Pd., M.M.) memulai kegiatan dengan pantun.

 

Bunga sekuntum Mekar berseri,

Disunting gadis dari Betawi,

Assalamu Alaikum pegiat literasi,

Salam jumpa dengan Bu ewi

 

Nah lo… akhirnya saya tahu kalau bu Helwiyah bisa disapa bu Ewi. Nah melihat topik kita malam ini saya beri judul Teliti Sebelum Menjual. Bisa saya kritik sedikit tulisan pantun Ewi.

 

Pada baris pertama seharusnya kata Mekar, huruf M nya seharusnya bulan M besar tapi m kecil.

Pada baris kedua sudah benar

Pada baris ketiga. Kata Assalamu Alaikum, seharusnya disambung jadi Assalamualaikum.

Pada baris keempat kata ewi seharusnya ditulis Ewi (E besar) karena merujuk ke nama.

 

Semoga saya tidak salah.

 

Bu Ewi menyapa para peserta malam ini.

Apa kabar bapak ibu Pegiat Literasi Nusantara (PLN) diseluruh Indonesia......?

Semoga semua sehat sehat....bahagia dan tetap semangat

Izinkan Saya Bu Helwiyah biasa disapa Bu Ewi   untuk membersamai bapak ibu  semua dalam pertemuan ke 12 dari 30 pertemuan kelas Belajar Menulis  Angkatan 28

 

Saya alumni angkatan 20. Bersama pak Dail dan Jeng Raliyanti.

 

Nah, baru sadar saya bahwa bu Ewi pernah satu Angkatan dengan saya. Angkatan 20. Brsama pak Dail dan bu Ralliyanti. Subhanallah, akhirnya bisa Kembali bertegur sapa.

 

Lanjut. Bu Ewi Kembali menyapa :

 

Semoga malam ini menjadi malam yang menginspirasi untuk memotivasi diri mewujudkan  mimpi menjadi penulis sejati..

 

Bagi pemikir, buah fikirnya hanya akan bersemayam dalam fikiran jika tak diucapkan dan ditulis

Bagi pembicara, pembicaraannya hanya akan menguap lewat suara bila tak dituliskan

Bagi penulis ,tulisannya akan tersimpan dalam catatan jika tak dipublikasikan.

Bagi penulis media, tulisnnya akan tertimpa materi tulisan lain jika tak dibukukan

Maka,.ucapkan dan tuliskan yang ada dalam fikiran.

Publikasikan dan bukukan apa yang sudah ditulis.,agar banyak orang yang dapat membacanya.

Abadi dalam bentuk  kumpulan buah fikiran yang tertulis dan tersusun rapi dalam sebuah buku.

 

Bagaimana caranya?

Sahabat pegiat literasi sekarang sudah berada di tempat yang tepat 👍

Kita berliterasi membaca dulu ya bapak ibu......

Pemanasan sambil menunggu Nara sumber yang masih dalam perjalanan

Silakan manfaatkan  waktu untuk membuat prolog dari materi malam ini  di blog bapak ibu ......

 

Seperti biasa kuliah online kita akan terbagi menjadi 4 sessi pada pukul 19.00 - 21.00

Pembukaan

Paparan materi

Tanya jawab

Penutup

 

Bu Ewi memberi kesempatan kepada peserta untuk membaca biodata narasumber.

 

Pak Susanto dengan nama komunitas Pak D. lahir di Gombong Kebumen, 29 Juni 1971 saat ini beliau berprofesi sebagai Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan. Pak D tamatan S1 Pendidikan Bahasa Indonesia dan S1 Pendidikan Guru SD. Domisili di Musi Rawas, tepatnya Jalan Pesantren Dusun 2 Desa D. Tegalrejo Kec. Tugu Mulyo Kab. Musi Rawas, Sumatera Selatan. Pak D dapat dihubungi via telpon atau WA di nomor 081373353014

 

Itulah sekelumit rahasia pribadi narasumber mala mini. Pak Susanto.

 

Selanjutnya bu Ewi mempersilahkan pak Susanto memulai kegiatan mala mini.

 

Pak Susanto memulai kegiatan dengan menyapa para peserta yang suah anteng dihadapan smartphone dan laptop.

Halo, semua! Bapak dan Ibu Guru (semoga sebagian besar guru) yang pasti sudah sangat hebat. Terima kasih Bu Moderator. kabar baik Mohon maaf tidak bisa tepat waktu karena saya jam tujuh baru sampai di rumah Dan sebelumnya sudah diusahakan sampai di rumah satu jam sebelum pukul 7 petang. Demikian awal pembukaan oleh pak Susanto.yang merupakan alumni gelombang ke-15.

 

Beikut saya tuliskan resume pertemuan mala mini :

 

Proofreading. Jika ingin mengetahui apa, mengapa, bagaimana proofreading, pak Susanto mengambil satu di antara resume yang telah didokumentasikan. Pak Susanto mengambil tulisan di blog https://ahmadfatch.blogspot.com/2022/09/belajar-cara-menulis-pgri-gelombang-ke_19.html?m=0  Izin Pak Fatch, Kompasianer aktif, saya bagikan link blog Anda sebagai rujukan.

 

Setelah membaca blog tersebut. Dialnjutkan dengan kegiatan praktek menulis dengan meminimalisir kesalahan

Selanjutnya pak Susanto melanjutkan dengan voice note berikut ringkasannya.

 

Sebelum melakukan proofreading kita melakukan self editing atau swa sunting. Ada minimal 4 kegiatan yang intinya setelah menulis, tidak langsung dikirim ke penerbit atau tidak langsung diterbitkan di blog, tapi endapkan dulu beberapa saat setidaknya dalam hitungan jam atau dalam hitungan menit. Yang penting jangan sampai selesai titik pada paragraph terakhir langsung klik tombol kirim. Kemudian setelah diendapkan kitab isa meminta “teman” membaca tulisan kita bisa anak, istri atau kita sendiridengan membaca ulang tulisan dengan suara yang lantang.Setelah itu kita minta seorang proofreader resikonya ya pasti meminta proofreader memberikan sesuatu kepada proofreader tersebut.yaitu maskah kita. Berikutnya kalau misalnya berupa e-book atau bisa juga diaplikasi MS Word dengan editing tools. Kalau dengan MS Word dengan Google Doc untuk memperbaiki type dalam tulisan kita.


Sebagaimana dalam gambar, setiap kita menulis pasti akan melewati 3 hal tersebut. Dimana letak Proofreding? Pastinya setelah tulisan jadi. Jangan melakukan proofreading Ketika tulisan masih setengah jalan.karena kemungkinan besar tulisan kita tidak akan jadi atau utuh.

Pada kegiatan proofreading kita akan memeriksa Konten, tata Bahasa, kosa kata, dan juga penulisan serta kaidah-kidah sesuai tata Bahasa.

Proofreading adalah tahap terakhir dari proses editorial dan tujuannya adalah untuk menemukan kesalahan yang terlewatkan oleh penulis, editor, dan perancang buku atau formatter.




Alat yang gunakan Alat yang digunakan untuk membantu kita melakukan proofreading, tentu saja KBBI dan PUEBI yang sejak 16 Agustus 2022 diganti dengan EYD. Ada beberapa perubahan misalnya : Perubahan kaidah, yaitu pengkhususan penulisan bentuk terikat maha- untuk kata yang berkaitan dengan Tuhan.

Pada ejaan sebelumnya, aturan penulisan kata terikat maha- ada yang dipisah dan digabung sesuai syarat dan ketentuannya.

Sementara pada EYD edisi V, aturan penulisan kata terikat maha- dengan kata dasar atau kata berimbuhan yang mengacu pada nama atau sifat Tuhan, semua ditulis terpisah dengan huruf awal kapital sebagai pengkhususan.

 

Contohnya: Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Tuhan Yang Maha Pengampun.

 

Aturan penggunaan tanda baca, sepertinya tidak ada perubahansilakan menuju laman:  https://ejaan.kemdikbud.go.id/  berdampingan dengan KBBI untuk melakukan proofreading tulisan kita.

Proofreading adalah proses peninjauan kembali sebuah teks dilihat dari aspek kebahasaan dan penulisannya. Tujuannya adalah guna mengecek kembali bahwa teks atau esai yang akan diserahkan sudah bebas dari kesalahan pengetikan (typo), kesalahan ejaan, kesalahan grammar, atau kesalaha-kesalahan mendasar lainnya. Editing, orangnya disebut editor, memeriksa lebih dari itu. Untuk penerbit Mayor, semoga saya tidak salah, Editor menyesuaikan dengan misi perusahaan penerbitan, standar tulisan. Proofreader  melakukan uji baca pada tulisan.kembali mengutip laman uptbahasa.untan.ac.id  >> dibeberapa jurnal, mereka mewajibkan para penulis untuk mem-proofread artikel mereka terlebih dahulu sebelum dikirim ke editor

Buku nonfiksi yang padat dan bersifat teknis, akan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengoreksi daripada yang lain (fiksi). Namun, pada fiksi yang sarat dengan dialog tentu ada aturan-aturan bagaimana menulis dialog dengan tanda baca yang benar. Ini ada dalam buku yang hendak saya jadikan GA.


Salah satu "tugas" Proofreading adalah memastikan tulisan itu "bisa diterima logika dan dipahami". Permasalahannya, jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Permasalahannya, jika kita melakukan proofreading atas tulisan kita sendiri, pastinya kita merasa semua sudah logis dan dapat difahami. Tidak akan terjadi, jika tulisan di-ENDAPKAN dahulu.  Jika cara itu juga kita merasa seperti itu (semoga bukan karena egois ya he he he, berikan kepada orang lain, meminta orang lain untuk membaca). Analoginya, pemain bola akan fokus dan merasa sudah benar menggiring serta menendang ke arah yang benar. Nyatanya, penonton di tribun kayak lebih tahu harus ke mana tuh bola ditendang

JANGAN SEKALI-KALI MELAKUKAN PROOFREADING KETIKA TUILISAN BELUM SELESAI ATAU BELUM JADI HINGGA PARAGRAF TERAKHIR

Demikian resume pertemuan ke 12 malam ini. Semoga bisa memberikan tambahan ilmu bagi pembaca dan para penulis pemula seperti kita.

 

Salam KBMN 28.