Selasa, 08 Maret 2011

BERMAKNA DAN MENGHAFAL

Belajar merupakan ikhtiar manusia untuk merubah
kehidupannya menuju masyarakat madani.

Ada dua macam proses belajar yakni belajar bermakna dan belajar menghafal. Belajar bermakna berarti informasi baru diasimilasikan dalam struktur pengertian lamanya kegiatan menghafal itu berlangsung. Belajar menghafal hanya perlu bila pembelajar mendapatkan fenomena atau informasi yang sama sekali baru dan belum ada hubungannya dalam struktur pengertian lamanya. Namun ada teori yang menyatakan bahwa orang hanya mampu mengingat kurang dari 10% dari yang dibacanya, dengan cara demikian, pengetahuan pembelajar selalu diperbarui dan dikonstruksikan terus-menerus. Jelaslah bahwa teori belajar bermakna bersifat konstruktif karena menekankan proses asimilasi dan asosiasi fenomena, pengalaman, dan fakta baru ke dalam konsep atau pengertian yang sudah dimiliki siswa sebelumnya yang didapatnya dari apa yang dilihatnya.
Sebagai contoh dalam psikologi perkembangan manusia, Jean Piaget memiliki teori bahwa apa yang dilakukan manusia saat ini tidak terlepas dari pengalaman hidupnya ketika mulai akil balik atau ketika ia mulai bisa mengenali lingkungan sekitarnya. Berlandaskan teori Piaget dan dipengaruhi filsafat sainsnya Toulmin yang mengatakan bahwa bagian terpenting dari pemahaman manusia adalah perkembangan konsep secara evolutif, dengan terus manusia berani mengubah ide-idenya, Posner dan kawan kawan lantas mengembangkan teori belajar yang dikenal dengan teori perubahan konsep, yang terdiri atas beberapa tahap, yaitu :
1.Tahap pertama dalam perubahan konsep disebut asimilasi, yakni siswa menggunakan konsep yang sudah dimilikinya untuk menghadapi fenomena baru. Namun demikian, suatu ketika siswa dihadapkan fenomena baru yang tak bisa dipecahkan dengan pengetahuan lamanya, maka ia harus membuat perubahan konsep secara radikal, inilah yang disebut tahap akomodasi.
2.Tahap kedua yaitu perubahan sikap (konstruktif). Pada tahap ini ada teori menurut Merril (1991) yang mengelompokkan perubahan sikap ini ini kepada beberapa bagian, yaitu: a.Pengetahuan yang dibentuk melalui pengalaman, b.Pembelajaran adalah intepretasi seseorang terhadap lingkungan sekitarnya. c.Pembelajaran merupakan satu proses aktif yang dibina dari pengalaman seseorang, d.Konsep terhadap sesuatu pengalaman dibina dari penyatuan beberapa perspektif secara kolaboratif (konstruktivism kognitif dan konstruktivism sosial, e.Pembelajaran dibina didalam situasi nyata.,
Dari hal tersebut jelaslah bahwa bermakna dapat diasumsikan bahwa cara seseorang manusia untuk mengadopsi semua pengetahuan yang bersumber dari seluruh panca indranya yang kemudian di ejawantahkan dalam perkembangan sikapnya sesuai apa yang diadopsinya. Melalui ini, diharapkan pengajaran guru itu dapat memberi peluang kepada peserta didik untuk meramalkan secara bebas dan terbuka segala pengetahuan setelah proses pembelajaran berlangsung. Pengajaran secara tidak langsung itu nanti dapat memberi satu pengalaman baru kepada peserta didik. Pengalaman itu akan dikaitkan pula dengan teori kognitif di mana ia akan disimpan dalam ingatan atau memori peserta didik baik pada jangka pendek atau ingatan jangka panjang.
Bagaimana dengan menghafal? Menghafal berarti proses mengingat apa yang sudah didapat dari pengetahuannya. Pengetahuan berarti segala sesuatu yang didapat melalui panca indra. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa: Murid tidak hanya dibekali dengan fakta-fakta, melainkan diarahkan pada kemampuan penguasaan dalam proses berfikir dan berkomunikasi, sedangkan guru hanya merupakan salah satu sumber pengetahuan, bukan orang yang tahu segala-galanya. Jadi guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing belajar peserta didik.
Adapun sebagai implikasinya, dalam penilaian pun harus mencakup cara-cara penyelesaian masalah dengan berpatokan pada aturan yang berlaku. Teknik-teknik tersebut dapat berbentuk peta konsep, diagram ven, portopolio, uji kompetensi, dan ujian komprehensip. Gambaran mental seseorang dihasilkan pada saat berinteraksi dengan lingkungannya, pengetahuan yang diterima oleh seseorang merupakan proses pembinaan diri dan pemaknaan, bukan internalisasi makna dari luar.
Pembelajaran menghafal ini menurut konsep perubahan, memiliki beberapa anggapan, yaitu: 1) Set mental (idea) yang dimiliki peserta didik mempengaruhi panca indera dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap proses pembentukan pengetahuan, 2) Input yang diterima peserta didik tidak memiliki makna yang tetap, 3) peserta didik menyimpan input yang diterima tersebut ke dalam memorinya, 4) input yang tersimpan dalam memori tersebut dapat digunakan lagi untuk menguji input lain yang baru diterima, 5) peserta didik memiliki tanggung jawab terhadap apa yang menjadi keputusannya.
Perubahan yang dialami seorang siswa dari menghafal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan sosialnya. Perubahan konsep perilaku social ini beranggapan bahwa pengetahuan yang dibentuk oleh peserta didik, merupakan hasil interaksinya dengan lingkungan sosial disekitarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengetahuan dibina oleh manusia, pembinaan pengetahuan bersifat sosial dan personal, pembina pengetahuan personal adalah perantara sosial dan pembina pengetahuan sosial adalah perantara personal, pembinaan pengetahuan sosial merupakan hasil interaksi sosial, dan interaksi sosial dengan yang lain adalah sebagian dari personal, pembinaan sosial, dan pembinaan pengetahuan bawaan.
Perubahan sosial beranggapan bahwa: kebenaran tidak diketahui secara mutlak, pengetahuan saintifik hanya dapat diketahui dengan menggunakan instrumen yang tepat, konsep yang terjadi adalah hasil yang diperoleh individu setelah melakukan ujicoba untuk menggambarkan pengalaman subjektif, konsep akan berkembang dalam upaya penggambaran fungsi efektif tentang pengalaman subjektif.
Bermakna dan Menghafal sangat dipengaruhi oleh konsep perilaku manusia itu sendiri dalam menanggapi perubahan-perubahn yang terjadi dalam lingkungan atau alam sekitarnya.