Jumat, 12 Juni 2020

Era New Normal


Corona Virus Disease 19 (COVID-19) telah mengubah tatanan hidup manusia di seluruh jagat raya. Efeknya, bumi yang semula berselimut kabut polusi, kini mulai terlihat cerah bila dilihat dari bulan. Setidaknya itulah dampak positif. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah mengubah kebiasaan profesi umat manusia tidak terkecuali pendidik alias guru. Setelah hampir 4 bulan di lockdown dan di batasi aktivitas keluar rumah, kini pandemi sudah mulai menunjukkan grafik penambahan yang cenderung mendatar bahkan menurun. Benarkah? Semoga.

Kini pemerintah mulai memperdengarkan kalimat NEW NORMAL sebagai lanjutan dari menurunnya penambahan orang positif Corona. New Normal sendiri kalau diartikan sevara gamblang adalah Normal Baru. Maksudnya kini kita semua sedikit demi sedikit "dipaksa" untuk mulai menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas.

Cuci Tangan, Jaga Jarak, Bermasker,

Kebiasaan baru ini tentu membuat kita agak risih, Bagi mereka yang tidak pernah bermasker karena berbagai alasan. Namun inilah yang haus dilakukan demi kesehatan.

Sebenarnya New Normal ini pernah dilakukanm bukan hanya pada kasus virus Corona. yang mana?
Mari kita tengok ke belakang.

Human Immonodeficiency Virus... Ingat!?... ini merupakan virus yang bisa menyebabkan sebuah kondisi yang disebut AIDS. Nah ketika virus ini mewabah, seluruh umat manusia mulai gelisah dan khawatir kalau dalam tubuhnya tertular HIV. Namun setelah mengetahui bahwa HIV menyebar atau menular hanya melalui 4 cara, yakni : 1) Hubungan seks dengan banyak pasangan; 2) Penggunaan Jarusm Suntik yang tidak sterill 3) Transfusi darah yang mengandung HIV; dan 4) ASI dari ibu pengidap HIV ke bayinya.
Setelah mengetahui cara penularannyanya, maka manusia mulai menjalani tatanan hidup baru (New Normal). Apa itu?
Pria Hidung belang mulai "pilih-pilih" dan menggunakan kondom, Dokter menggunakan jarum suntik sekali pakai dan angsung memushkan jarum suntik setelah dipakai, pasien membeli sendiri alat suntiknya untuk digunakan sebagai injeksi pengbatan, pendonor darah harus dipriksa apakah ada HIV ditubuhnya, Ibu Penderita HIV memerikan susu alternatif untuk bayinya.
Semua itu telah membentuk kebiasaan baru.

di Era New Normal ini, hal itulah yang diinginkan...Kiat "dipaksa" untuk mengikuti tatanan hidup baru diluar kebiasaan lama.
Kalau sebelumnya naik kendaraan umum berdesakan, kini dibatasi jumlahnya.
Kalau sebelumya tidak pernah atau jarang cuci tangan, kini setiap sebelum atau setelah melakukan kegiatan, harus cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
Kalau sebelumnya tidak pernah bermasker, kini harus mennutup hidung dan mulut dengan masker.
Kalau sebelumnya suka kumpul atau reunian, kini tidak lagi bebas berkumpul ramai-ramai.

Di masa pembiasaan New Normal ini memang tidak mudah, namun percayalah. sedikit demi sedikit, setahap demi setahap, kita kan mulai terbiasa menjalani aktivitas new normal itu. Sehingga akhirnya kita akan hfup dengan kebiasaan baru itu dan mulai meninggalkan kebiasaan lama.
Semoga Pandemi segera berakhir.