Senin, 23 Januari 2023

Mengatasi Virus Writer's Block

 Oleh Noormasri Karyawan, S.Pt.,M.Pd.

 



Tema : Mengatasi Writer’s Block

Narasumber :Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr.

Moderator :Ralliyanti, S.Sos., M.Pd.

Hari/Tanggal  : Senin, 23 Januari 2023

 

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Pada pertemuan ke 7 ini, sangat menarik sekali diikuti. Karena membahas tentang Writer’s Block. Awal pertemuan Om Jay memberikan motivasi :

Siapa yang fokus pasti akan lulus

Di dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan. Namun sebaliknya di dalam kemudahan itu justru ada kesulitan

Kita sendiri yang menciptakan kesulitan demi kesulitan sehingga hidup menjadi terasa sulit

Terima kasih Om Jay. Kami akan terus focus untuk mengikuti KBMN 28 ini dengan semangat yang menggelora. Walaupun dingin malam semakin menggigit. Tapi itu tidak membuat saya surut untuk teus membaca chat di grup sekaligus membuat resumenya.

Om Jay juga berkata : Banyak membaca akan membuat anda keliling dunia. Banyak ilmu dan pengetahuan anda dapatkan. Banyak pengalaman orang lain bisa anda tiru dan kemudian anda amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Ini tidak saya bantah. Berkat rajin membaca dan (mulai) menulis, saya berkesempatan mengujungi hamper seluruh provinsi di tanah air. Dan dalam ingatan saya hanya 7 provinsi saja yang belum dan ingin saya kunjungi. Yaitu : Aceh, Medan, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua.

Saya bisa mengunjungi ke setiap provinsi dengan gratis, bahkan dibiayai. Karena selain sebagai instruktur saya juga diajak dan diundang oleh teman-teman setanah air. Semoga ada wajtu untukr mengunjungi ke 7 provinsi itu. Aamiin.

Tepat pukul 19.00 WIB kelas KBMN Gelombang 28 dimulai materinya. Perhatikan dengan seksama informasi yang disampaikan oleh narasumber. Insya Allah resume malam ini akan terus bertambah dan kami akan dengan senang hati membacanya. Jangan sedih ketika blog anda sepi dari komentar.Saya ikut kegiatan malam ini sembari menyelesaikan menulis Novel. He he he… Nyobain membuat Novel. Selama ini hanya menulis cerpen untuk Koran Lokal saya di Jambi.

Pertemuan dibuka oleh Moderator Ibu Raliyanti, S.Sos., M.Pd. dengan do’a  Dilanjutkan dengan mengisi link absensi. Tata tertib pertemuan malam ini :

1. Pembukaan

2. Paparan Materi

3. Tanya Jawab

 

Pada kegiatan pembukaan, Moderator memperkenalkan diri.

Ibu Raliyanti, adalah salah satu dari Tim Solid Om Jaym  yang biasa disapa Rali. Bu Rali bercerita bahwa pada awalnya beliau sama saja dengan peserta dan Subhanallah, ternyata bu Rali satu Angkatan dengan saya di Gelombang ke 20 bersama Pak Dail Ma’ruf dan bu Helwiyah. Buku pertamanya adalah “Wujudkan Mimpi Terbitkan Buku” dialnjutkan dengan buku keduanya berjudul “ Guru di Era Digital” dan dan banyak buku antologinya 17 buku. Dan itulah yang membuat saya jadi bersemangat untuk menulis buku lagi.

Saya sendiri baru menulis 4 buku. Semuanya adalah buku tentang materi pelajaran TIK/ Informatika. Saat ini saya sedang mencoba membuat sebuah Novel. Semoga segera rampung dalam dua minggu ini.

Selanjutnya bu Rali mempersilahkan bu Ditta memulai diskusi malam ini.

Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr. adalah salah satu guru IPA di SMPN 1 Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat. Menikah dengan Muhammad Kholil, S.Pd.I. dan telah dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad Fatih Musyfiq. Selain aktif di MGMP, anak kedua dari pasangan Dastewi, S.Pd. dan Tia Makmur Setiana, S.Pd. ini juga aktif di bidang literasi.

Awal pembukaannya bu Dita memuji semangat peserta KBMN 28 ini Hal ini terbukti dari resume yang dihasilkan dari setiap pertemuan. Jumlah yang menulis resume di grup ini jauh lebih banyak dari angkatan kami. Tulisan tulisannya juga sudah bagus-bagus. (Terima kasih pujiannya, bu Ditta).

Selain memiliki blog pribadi :

Blogspot Ditta

https://dittawidyautami.blogspot.com

bu Dita juga memiliki akun Kompasiana :

Kompasiana Ditta

https://www.kompasiana.com/ditta13718

 ooo 000 ooo

Untuk menjadi seorang penulis tidak bisa terjadi secara instan bisa instan tentu. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Om Kay, Bunda Kanjeng, Pak Dail Ma’ruf, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya yang tak bisa saya sebut satu per satu.

Bu ditta sendiri sudah senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD). Senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary). Lalu ... saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Atas arahan guru Bahasa Inggris saya saat itu, saya juga menulis diary dalam bahasa Inggris

Ketika SMA, bu Ditta masih tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membaca diarynya sempat berkomentar bahwa tulisannya sudah seperti novel. Namanya anak remaja, banyak emosi yang dituangkan dalam catatan Ditta remaja. Namun belakangan, beliau tahu bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi self healing yang baik. Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi dsb.

Kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat. Misalnya ketika kuliah, bu Ditta pernah membuat buku Petualangan Kimia bersama rekan saya dan diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. Alhamdulillah meraih posisi kedua.Di saat kuliah juga, saya menulis proposal bersama teman-temannya dan berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut tentu sangat besar.

Awal masuk dunia kerja, bisa dibilang beliau cukup vakum menulis. Mengajar di boarding school dengan aktivitas yang padat membuat saya mengambil jeda sejenak dalam dunia kepenulisan Hingga akhirnya di awal masa pandemi, bu Ditta mengikuti kelas menulis bersama PGRI dan masuk di angkatan ke-7. Beliau sangat bersyukur, karena berawal dari arahan untuk membuat resume, beliau kemudian kembali aktif menulis di blog. Bahkan berkesempatan menulis bersama Prof. Tochardis Eko Indrafit. Alhamdulillah menjadi 1 di antara 9 orang (angkatan pertama tantangan Prof. Eko) yang bukunya terbit di penerbit mayor. Karena terbiasa menulis bu Ditta bisa menyelesaikan esai di seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan lulus. Alhamdulillah saat ini sedang bertugas lagi di Angkatan 6.

Kesimpulannya bahwa menulis memiliki banyak manfaat

Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya.

Keterkaitan menulis dengan Writer’s Block.

Pertama, aktivitas menulis itu maknanya luas. Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll.

Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya.

WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan.Tergantung seberapa cepat kita menyadari dan mengatasinya. Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak. Istilah writer's block sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika. Berkaca dari pengalaman, WB ini bisa terjadi berulang. Me-reinfeksi kita sebagai penulis. Itulah mengapa saya katakan WB ini sebagai "virus" yang sesekali bisa aktif bila kondisinya memungkinkan. Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya, bukan? Begitu pula dengan WB. Agar bisa terhindar atau segera terlepas dari WB, maka kita perlu mengenali penyebabnya. Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:

Mencoba metode/topik baru dalam menulis sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB.Misal ketika jadi penyebab: Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.

Lalu bagaimana ini bisa menjadi salah satu obat WB? Jawabannya akan berkaitan dengan faktor penyebab WB yang kedua dan ketiga. Dalam Kamus Psikologi, stres diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik. Lelah fisik/mental akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress.

Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh.Maka, mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi.Mempelajari hal-hal baru yang berbeda dg sebelumnya pasti menyenangkan.Beberapa orang terkadang memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing. Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak juga bisa jadi solusi mengatasi WB. Biar bagaimanapun, WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata.Dengan membaca, kita bisa menambah kosa kata. Pada akhirnya, jika diteruskan insya Allah bisa sekaligus mengatasi WB. Terakhir yang bisa menyebabkan WB adalah terlalu perfeksionis.

Bagaimana tidak? saat seseorang terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung.

Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas Nah, jadi siapa di sini yang masih khawatir tulisannya tidak dibaca? Khawatir dinyinyir orang? Khawatir dikritik ahli? Khawatir tulisannya nggak bagus? Dan masiiih banyak kekhawatiran lainnya. Yuk, dicoba menulis bebas untuk mengatasi salah satu penyebab WB-nya

Bukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai? 

Demikian resume pertemuan KBMN 28 yang ke 7.

 

Salam KBMN 28

32 komentar:

  1. Terima kasih. Boleh saya berkunjung ke blognya? Kasih linknya ya.

    BalasHapus
  2. sangat menarik topik yang dibahas

    BalasHapus
  3. Galang Ramadhan, Sangat menarik sekali

    BalasHapus
  4. M Cevryanzo al-huzyafa, sangat menarik

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. rayhan savero,sangatt menarikkkk

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  8. Muhammad Rizky Madani, sangat menarik

    BalasHapus
  9. Jefri Ahmad Desriadi, sangat menarik

    BalasHapus
  10. Ananta Bora Masariku, Sangat menarik

    BalasHapus
  11. Aa Afrilian sangat bagus dan menarik

    BalasHapus
  12. Kayla Nabila Khansa, mudah dimengerti

    BalasHapus
  13. Dianra naresty ayu,sangat bagus dan menarik

    BalasHapus
  14. Nasywa Sadiya Jazakillah, menginspirasi

    BalasHapus
  15. Chalisha Haura Putri S. Isinya menambah wawasan, dan mudah dimengerti

    BalasHapus
  16. Suci Efrina, keren banget pak terimakasih atas ilmunya

    BalasHapus
  17. Bulan Nurul Utami,keren sekali pak,terimakasih ilmunya pak

    BalasHapus
  18. Zahra Olivia Derianty
    bagus, mudah dimengerti. Makasih paak

    BalasHapus
  19. Rania Salimah, sangat menarik dan mudah dimengerti

    BalasHapus
  20. Virus hanya bisa dihilangkan dngan tulisan.

    BalasHapus
  21. Calya shafa ratnadewati, sangat menarik dan bermanfaat

    BalasHapus
  22. Ghazi Alghifari Radhin, Sangat keren dan memiliki mutu tinggi

    BalasHapus
  23. Fabio moreno zulian, sangat menarik

    BalasHapus