Oleh Noormasri Karyawan, S.Pt.,M.Pd.
MEREKA REKA INFORMATIKA
MERDEKA
Assalamualaikum Wr. Wb
Informatika dalam Kurikulum
Merdeka menjadi mata Pelajaran Wajib bagi siswa SMA/SMK sederajat. Apa dan
bagaimana bentuk pembelajarannya. Dalam bincang malam ini saya akan
memgutarakannya tentu saja disatukan dan ramu dengan pendapat para peserta
malam ini
Sebelumnya saya ucapkan terima
kasih kepada selruh peserta mala mini. Saya sangat terharu sekali karena malam
ini tercatat dilayar monitor zoom meeting ada lebih dari 70 peserta dari
berbagai satuan pendidikan dan terus bertambah. Luar basa sekali antusias para
milenial. Saya yakin seluruh peserta malam ini adalah para pakar dan pemerhati
Informatika yang selalu haus akan ilmu tentang Teknologi Informasi dan
Komunikasi atau yang lebih kita kenal dengan nama barunya yaitu Informatika.
Jangan lupa untuk mengisi daftar
hadir yang akan dishare oleh host kita, ibu Sri Winingsih, S.Kom di kolom chat
zoom meeting atau di WAG Bincang Malam.
Ketika Kurikulum 2013 resmi
diluncurkan, hampir semua guru TIK resah dan mulai gelisah, karena
dihilangkannya mata pelajaran TIK dan diganti dengan Prakarya dan
Kewirausahaan. Pada awalnya seluruh guru TIK memaklumi dan bersedia menjadi
guru PKWU. Namun yang terjadi selanjutnya justru maple TIK atau guru yang
bersetifikasi TIK/TKJ ternyata tidak linear dengan mata pelajaran TIK.
Berangkat dari itulah ada komunita guru TIK yang mulai berjuang untuk mencoba
mengembalikan mata pelajaran TIK sebagai mata pelajaran Wajib di Kurikulum
2013. Bahkan saya sendiri pernah ikut dalam kegatan itu, namun tidak sampai ke
ujung perjuangan. Namun bukan berarti surrut Langkah.
Sebagai bentuk perjuangan,
saya Bersama-sama teman guru TIK di
Jambi mengadakan workshop dan musyawarah untuk menghidupkan Kembali mata
pelajaran TIK ke dalam Kurikulum 2013. Dan juga sebagai apresiasi program dari
Kementerian Pendidikan Nasional dalam meningkatkan mutu pendidikan di
Indonesia, serta dalam upaya memberikan langkah-langkah alternatif bagi
pendidik (guru) dalam menngkatkan semangat dalam memberikan ilmu kepada peserta
didik di seluruh Indonesia, umumnya, khususnya di Provinsi Jambi.
Selain itu saya ingin mendapatkan
sertifikat guru penggerak yang berfungsi sebagaisalah satu syarat untuk
diangkat menjadi Kepala Sekolah selain itu juga meningkatkan skill atau
keterampilan saya dalam upaya mengembangkan potensi mendidik
Saya Aktif dalam organisasi
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP)
dan Persatuan Guru Republik Indonesia yang bergerak dalam meningkatkan
keterampilan dan ilmu rekan sejawat dalam bidang Teknologi Iinfomasi dan
Komunikasi. Saya menguasai Teknologi Iinfomasi dan Komunikasi secara otodidak
dan juga dari pendidikan formal, seperti kursus, diklat Teknologi Iinfomasi dan
Komunikasi yang diselenggarakan pemerintah baik pemerintah provinsi, maupun
pemerintah pusat sehingga saya memiliki kemampuan dalam bidang TIK yang baik
untuk menunjang peran saya sebagai Guru Informatika
Selain itu, saya juga sudah
sering mengikuti berbagai pendidikan dan latihan tentang metode pendidikan dan
lattihan tentang teknik mengajar dan kewirausahaan yang menunjang peran saya
sebagai guru informatika
Saya yakin untuk menjadi guru
penggerak adalah karena saya mampu untuk menerapkan metode pembelajaran yang
menyenangkan serta mampu untuk mempelajarinya sebelum menerapkannya, selain itu
alasan saya yang lain adalah dengan menjadi guru penggerak saya akan mencoba
menelusuri lebih lanjut tentang filosofi pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara
selaku bapak pendidikan di Indonesia kaitannya tentang teori belajarnya yang
notabene dijadikan acuan dalam merubah paradigma kehidupan belajar di era
sekarang ini yang berlandaskan TIK.
Sampai disini saya rasa, kita
akan berdiskusi. Silahkan bapak/ibu untuk mengjaukan pertanyaan di WAG kita
melalui Host kita malam ini
Karena waktu kita sangat terbatas
maka pertanyaan dibatasi untuk 3 penanya saja :
Pertanyaan dari ibu Chadrawati
Putri, S.Kom (Yogyakarta)
Apa saja contoh perubahan,
inovasi, pemberdayaan, gerakan, atau lainnya yang bapak lakukan sehingga memberikan
dampak nyata untuk mapel TIK
Jawab :
Pelaksanaan pembelajaran
sehari-hari, sebagai seorang guru TIK kita tetap harus berpedoman kepada 3
semboyan dari Ki Hajar Dewantara. Apabila kita menerapkan contoh semboyan yang
pertama, kita harus memberikan contoh yang baik kepada siswa dimulai dari cara
kita berbusana, cara kita bertutur kata dan cara kita bersosialisasi kepada
anak. Kenapa harus seperti itu? Karena memang figur guru di depan merupakan
sosok yang selalu dilihat siswa, dengan kita memberikan contoh yang baik kepada
mereka kita berharap mereka akan meniru segala kebaikan yang kita contohkan
tadi. Berikutnya apabila dalam proses pembelajaran, guru merupakan transfer
knowledge kepada siswa jadi sebisa mungkin apabila kita berada di tengah dengan
sasaran ilmu kepada siswa maka kita harus membangun suatu kekuatan agar siswa
bisa maksimal mendapatkan ilmu yang ditransferkan kepada kita.
Menjadi narasumber dalam berbagai
diklat Teknologi Iinfomasi dan Komunikasi yang diselenggarakan oleh berbagai
lembaga pemerintah maupun lembaga non formal lainnya.
Menjadi instruktur dalam bidang
Teknologi Iinfomasi dan Komunikasi untuk meningkatkan kompetensi guru dan
masyarakat umum lainnya.
Kemudian saya juga menjadi
pembicara dalam berbagai forum ilmiah, seperti motivator wirausaha untuk guru
guru dan peserta didik, menjadi instruktur dalam upaya menambah skill guru dan
teman sejawat serta siswa atau peserta didik dalam upaya menambah pengetahuan
dan skill peserta didik dalam kewirausahaan.
Pertanyaan dari bapak Leonardo
Rahdinu, MM. (Prabumulih)
Bapak pernahkan mengalami
kerjadian luar biasa yang ada hubungannya dengan maple TIK. Kapan waktu
kejadiannya? Situasi apa yang Anda hadapi saat itu?
Jawab :
Tahun 2017, pada waktu itu MGMP
TIK SMA Kota Jambi diberi kepercayaan untuk menyelenggarakan workshop. Waktu
itu pengurus Inti MGMP sangat pesimis kalau kegiatan itu akan terselenggara
sehingga beberapa teman enggan melanjutkan usaha untuk menyeeggarakan kegiatan
tersebut. Sebagai ketua, saya tetap mempertahankan agar kegiatan itu
terselenggarakan. LPMP sebagai tempat penyelenggaraaan kegiatan tiba-tiba
membatalkan kerjasamanya karena pada saat tersebut gedung akan direnovasi.
Sebagai langkah akhir, saya memohon peminjaman gedung Sekolah saya (SMA Negeri
1 Kota Jambi) dan berhasil.
Setelah itu teman yang tadianya
pesimis, mulai memberikan partisipasinya sehingga akhirnya workshop itupun
terlaksana dengan lancar.
Pertanyaan ibu Dwi Miranda
Saptiani, S.Pd.(Yogyakarta)
Upaya apa saja yang Anda lakukan
untuk mendapatkan komitmen dari berbagai pihak untuk bekerja sama?
Jawab :
Pertama saya menghubungi pejabat
di dinas pendidikan provinsi Jambi untuk meminta dukungan dan memberikan
kerjasamanya untuk menyelenggarakan workshop yang akan kami laksanakan. dan
Pihak Dinas pun memberikan respon dengan menyetujui dan akan memberikan
dukungan pelaksanaan kegiatan yang kami maksud. Disini saya ditemani dua teman
dari komunitas untuk bertemu dengan Kepala Dinas. Dan waktu itu kami disambut
langsung oleeh Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan Provinsi Jambi.
Lalu kamipun membahas rencana MGMP TIK SMA Kota Jambi untuk melaksanakan atau
menyelenggarakan workshop.
Kedua saya mengubungi Pengawas
Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk meminta pencerahan
tentang apa yang akan kami lakukan dalam upaya mewujudkan workshop terseebut.
Untuk ini saya melakukannya melalui telepon via Whatapps dan Zoom untuk
berkomunikasi. Salah satu anggota MGMP TIK SMA yang paling handal dalam urusan
ini sangat berperan dalam upaya rapat dengan pengawas ini.
Ketiga saya meminta kerjasama
dengan Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jambi untuk meminta
bantuan dan dukungan infrastruktur seperti hotpsot (wifi) dan ruangan untuk
menyelenggarakan workshop. Bersama sekretaris MGMP TIK kami berembug tentang
workshop kami yang membutuhkan ruangan luas dan koneksi internet yang stabil
yang dimiliki oleh LPMP. Pihak LPMP memberikan apresiasi yang besar untuk
terlaksananya kegiatan workshop tersebut dan kamipun meninjau infrastruktur di
LPMP dan ruangan kelas yang mampu menampung 100-150 orang sebagai tempat
pelaksanaan workshop kami.
Keempat saya menghubungi Kepala
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Jambi untuk memberikan bantuan dan izin
kepada beberapa guru di SMAN 1 Kota Jambi untuk terlibat sebagai panitia dalam
kegiatan Workshop. Kemudian saya juga menghubingi beberapa guru SMA Negerri 1
Kota Jambi yang akan saya libatkan dalam kegiatan workshop. Selanjutnya saya
juga menghubungi Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana Prasarana untuk memberikan
bantuan pinjaman ruang Auditorium, hal ini saya maksudkan sebagai ruang
alternatif, apabila di LPMP ada kendala (kami tidak berharap ada kendala di
LPMP) kemudian saya juga menghubungi Kepala Laboratorium TIK dan Kepala
Laboratorium Multimedia untuk memberikan dukungan dan bantuan koneksi internet
dan bantuan pinjaman laptop dan pemakaian komputer di Laboratorium TIK dan
Laboratorium Multimedia.
Sudah pertanyaan dijawab,
kegiatan bincang malam kita akhiri. Terima kasih atas bergabungnya bapak/ibu
sekalian. Terutama kepada Host kita yang sangat lihay sampai jumpa lagi di
kesempatan yang akan datang.