Oleh : Noormasri Karyawan, S.Pt., M.Pd.
Tema : Diksi & Seni Bahasa
Narasumber : Maydearly
Moderator : Widya Arema
Hari/Tanggal : Jumat, 17 Februari 2023
"Sadarlah, aku telah mencintaimu dengan
terengah-engah. Mencibir oksigen dengan menjadikanmu satu-satunya udara yang
boleh mengisi setiap rongga."
Diksi adalah pilihan kata di dalam tulisan yang digunakan
untuk memberi makna sesuai dengan keinginan penulis. Diksi dan Puisi dua kata
yang tidak bisa terpisahkan. Dengan diksi puisi semakin bernyawa. Dengan diksi
pula membuat hati yang dingin menjadi menyala dalam suka cita. Anda ingin
membuat pasangan Anda jatuh cinta setiap saat, atau ingin membuat Si Dia
tersipu malu manja. 🤭Kita akan mengasah
talenta kita dalam berdiksi.Yuuk... Kita berdiksi malam ini... Jangan sampai
lupa.
Preambul itu sangat mengesankan, membuat dada berdebar.
Setelah mengikuti kegiatan belajar ini, maka tersusunlah resume ini. Selamat
Membaca.
Omjay memberikan kata sambutannya.
Pertemuan ke-18. Artinya masih ada 12 pertemuan lagi yang
akan kita lewati bersama. Tetap semangat dan jaga kesehatan sebab menulis itu
menyehatkan bahkan menyembuhkan bagi mereka yang sedang sakit. Malam hari ini
kita akan ditemani ibu-ibu Cantik yang baik hati. Mereka adalah dua bidadari
dari surga yang sengaja dikirimkan ke dunia untuk mengajak kita belajar
bersama. Mereka adalah guru berprestasi dari lebak Banten dan Malang Jawa
Timur. Ibu Maydearly akan berbagi ilmu dan pengalamannya menulis diksi dan seni
bahasa. Beliau akan ditemani ibu Widya sebagai moderatornya. Mereka adalah
guru-guru tangguh berhati cahaya yang ikut terlibat dalam tim Solid Omjay
(TSO).
Satu per satu terjatuh dan keluar dari WA Group KBMN PGRI
ini. Wa Group yang awalnya penuh sebanyak 1025 orang, kini telah menyusun
pelan-pelan menjadi 924 orang. Dari semuanya itu mungkin hanya sedikit yang
mencapai garis Finish. Ibarat lari marathon, mereka sudah kehabisan nafas
sebelum pintu kemenangan dibuka.
Belajar secara online memang dibutuhkan kesabaran
sekaligus keikhlasan. Siapa yang sabar pasti akan pintar. Siapa yang ikhlas
pasti tuntas. Belajar menulis harus dimulai dari diri sendiri. Menjaga
konsistensi dalam menulis bukanlah perkara mudah. Menulis dalam kesibukan
bukanlah perkara yang mudah dilakukan. Namun, berikanlah tugas itu kepada orang
yang sibuk. Sebab orang yang sibuk itu pandai mengelola waktu dengan baik.
Mereka sukses dalam hidupnya.
Moderator ibu Widya Arema memulai kata sambutannya.
Sobat literasi yang luar biasa, sebentar lagi kita akan
kembali mereguk manisnya ilmu.
Selanjutnya moderator mengunci grup untuk memulai
kegiatan belajar.
Selanjutnya bu Widya mulai mengatur diksinya dengan membuat
kepanjangan kata SAHABAT.
SAHABAT
Oleh : Widya Setianingsih
S ayap kami saling menyangga
A rungi berdua gemerlap letihnya dunia
H adirkan setiap warna membungkam resah yang ada
A baikan setiap mata munafik yang bersorak dalam duka
B iarkan tangan kami saling tergenggam, menguatkan dalam
balutan doa
A tau mentertawakan takdir yang dengan seenaknya mengatur
hilir mudik nestapa
T ak usah dengarkan mereka, cukup bersamamu hatiku jauh
dari gulana.
Selanjutnya bu Widya membuat seuntai puisi
Senja Mengukir Cinta
Oleh: Maydearly
Deru angin dalam semilir
Mengukir ruang resah
Tentang senja paling gulita
Yang membawa rasa untuk dia.
Untuk rembulan dalam temaram
Ku titipkan singasana cinta
Berceloteh tentang rindu
Yang bersembunyi dalam diam.
Sunyi bertahta dalam gelap
Hampa riak suara, kelabu
Hanya menandu rindu
Dari cinta yang berselimut dingin.
Rasa cinta yang tetap terjaga
Bak bersanding dengan alam
Menjadi singgasana keabadian
Membumi dengan lubuk paling dalam.
Untuk dia, ku jaga rasa
Memeluk rindu seabad
Ku sampaikan dalam maya
Agar terukir cerita paling menawan.
Seterusnya dilanjutkan dengan memperkenalkan profil
narasumber mala mini.
Saya mengenalnya sebagai narasumber. Sedangkan saya
sendiri sebagai peserta. Hal yang membuat saya jatuh cinta padanya adalah
keindahan diksi dalam tulisannya. Seolah saya dibawa terbang menuju negeri
fantasy. Menggugah rasa syahdu, rindu yang berwarna-warni. Ada manis yang
enggan ku lepas, ada rintik yang enggan ku sudahi. Akhirnya hatiku memilih dia
Sang Penjaga Hati. Hingga kini jalinan rasa itu terpintal dalam riang dan sendu.
Memadu dalam satu kata SAHABAT
Bagaimana saya tidak jatuh cinta padanya. Rayuannya
selalu membuatku terbuai. 🤭
Ini adalah kutipan rayuan Maydearly pada saya.
Aku menyerumu dalam maya, merupa wajah dalam doa dan
bismillah. Dengan cinta engkau mengubahku. Karena cinta selalu bisa mengubah
apa yang selama ini sulit dirubah.
Terimakasih selalu menjagaku dalam doa, dibandingkan
dengan cintamu bahkan semesta pun nampak kerdil di pelupuku.
I Love You to the Moon and Back
Maydearly
Seperti biasa materi malam ini akan kita bagi menjadi 4
sesion.
PEMBUKA
PAPARAN MATERI
TANYA JAWAB
PENUTUP.
PAPARAN MATERI
Bu Widya mempersilahkan narasumber (ibu Mydearly). Untuk memulai
pembelajaran
Asslamualaikum.
Sebelum kelas ini dimulai izinkan kan membalas rangkaian
untuk sahabatku tersayang.
Sahabat adalah kata sederhana yang acap kali merapal
makna dalam jiwa. Pada sahabat kerap kita terbangkan kepingan kisah yang
tersusun rapi. Sahabat adalah ia yang paling mengerti hati kita dalam lara nan
pekat, meski kerap kita tancapkan luka, sang sahabat akan membalas dengan
seribu pelukan.
Terkadang dalam hidup ada robekan paling tidak sopan yang
menenggelamkan kita dalam tangisan, namun seorang sahabat membawa kita tertatih
berjalan dan mengambil sisa tawa untuk masa depan. Menguatkan lewat doa dan menggenggam
dengan Bismillah.
Dibalas oleh bu Widya :
Kubalas yaa..
Gerimis itu masih kamu, pelan-pelan membasahi dengan
sejuk yang tak ingin kusudahi.
Terimakasih Bestie ku tersayang, aku mengenalmu dari
deret huruf sebagai batas ucap yang mempesona.
Lewat beranda virtual engkau goreskan kata, menjadi
sebuah warna. Meski ada sapa yang ku abaikan, namun engkau perjuangkan hingga sang Tunas pun muncul, bunga semerbak
harum matang buah sedap nan ranum. Kau merawatnya, menyirami tanpa mengeluh,
memupuk dengan sabar hingga memanen sebuah benih bernama persahabatan.
Baiklah Bapak/ Ibu izinkan saya meminjam waktu dengan
jemari yang berlarian di atas layar
kaca.
Sebuah materi Diksi dan Seni Bahasa semoga menjadi
cemilan yang menawan di pembuka malam nan elegan.
Berharap, malam ini menjadi malam yang paling teduh yang
kita dapatkan. Ditemani dengan secangkir kopi yang mempertemukan kita di satu
meja virtual. Sebuah tempat dimana sang emoticon☺️☺️ menjadi persembahan
sebagai tanda perkenalan dari Maydearly.
Malam ini terasa lebih istimewa entah para peserta yang
sedang manis-manisnya atau aku yang sedang menggebu-gebu untuk bertemu para
pejuang ilmu.
Maydearly sebuah nama tanpa titik koma, ia menyadur makna
diantara serpihan kata yang melahirkan karya. Tak perlu di tanya alamat blog
nya😅 hanya lewat sebuah karya dia pernah
berbicara, merupa, menulis, bercerita, dan berdoa sebagai rupa sejarah untuk
masa tua.
Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem.
Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini
berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara
ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu
menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.
Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan
Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan
berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics–
salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus
memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan
fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi
juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.
William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat
piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi
siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi
Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora.
Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.
Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa?
Sebab banyak keindahan
atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir.
Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan
dirinya dengan kilauan, mempesona dan tak membosankan.
Lantas, apakah begitu sulit kita dalam berdiksi?
Honestly I fell ashame membawakan materi tentang Diksi,
karena saya bukan ahli sastra, lebih tepat hanya sebagai penyuka diksi
Terkadang banyak penulis yang merasa takut dalam memulai
sebuah tulisan, terkadang lidah kita merasa kelu untuk menulis sesuatu yang
menakjubkan. Ada keraguan yang dibungkam sebelum diterjemahkan dalam bahasa.
Apakah mungkin saya bisa menulis sebuah bahasa yang indah?
Saya merasa takut tulisan saya terdengar garing ketika
dibaca.
Menulis itu sederhana Bapak Ibu
Se sederhana mengadukan gula dalam gelas kopi
Menulis dari apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan
dan apa yang kita dengarkan
Lantas jurus apa yang harus kita pakai agar kita mampu
menulis dengan segala keindahan
Libatkan 5 macam panca indera kita.
1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera
peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur
permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk
menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada
kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk
menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok
juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak
dengan menyentuhnya.
Contoh:
Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja
rindu yang datang tanpa permisi
2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra
penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan
lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.
Contoh:
Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma
badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan
3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra
perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra
perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg
tercecap di lidah.
Contoh:
Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku,
sembari ku genggam Hp tangan kiriku.
Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama
centang satu.
4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra
penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam
menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan
semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita
ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya. Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah
DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya,
kondisinya.
Contoh
Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan,
membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan
5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan
energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk
menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab
mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa
jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan
indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu,
penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar
menjadi terdengar.
Contoh
Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang.
Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan
bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu
Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita
sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita
raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu
tulisan kita. Mengapa kita selalu melihat kursi yang kita duduki dengan
pandangan yang begitu sederhana? Sesekali buatlah ia mempesona dan anggun.
Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan bagaimana
menungguimu dengan sebuah doa takdim.
Setiap apapun yang kita lihat, sesekali kita rasakan,
kita raba, bahkan kita ampu kan sebagai sebuah senyawa yang mampu bersuara.
Yakin, masih terasa sulit menulis diksi? Sulit jika belum
dicoba kekx beb Naaaah, mari kita coba yuk bapak ibu Saya bukan seseorang yang
expert dalam berdiski, Big No... Cause saya hanya seorang penyka Diksi
Baiklah, saya akan memberikan clue, agar grup ini dibuka
dalam 10 menit.
Selanjutnya grup dibuka untuk memberi kesempatan peserta
ber Diksi. Berikut salah satunya.
MILA YASMI
Sahabat
Sahabat dalam suka, namun kadang merobek jiwa. Tetap saja
sahabat yang menanti dekapan erat saat tinta dunia menggores tak terperikan.
Sahabat relung hati terhampar luas saat aku membutuhkan pundaknya. Tetaplah
bercahaya dalam kegelapan. Wajahmu terkadang siap menerkam, tapi sayangmu
menghujam tajam.
Belajar diksi akan kulumat sampai habis...
Happy weekend tak terlupakan. 🏂
SYAFRINA
Malam ini ku tercenung
Membaca kalimat demi kalimat yang mendayu menyejukkan
hati.
Seakan tak kuasa beranjak dari layar kasih penuh makna
Terimakasih sahabatku yang telah memberi ilmu di malam
syahdu ini
RISMALASARI
Memanah Bintang
Karya Rismalasari
Nun jauh di angkasa
Kelipmu goda hasrat diri
Tuk meraih mimpi
Bergumul dalam awan pengharapan
Bertaruh waktu perjalanan
Nun jauh gemintang malam
Cahaya mu semu hadirkan ragu
Tuk capai harapan
Berbagai rancangan dibiaskan
Berbagi waktu terlenakan
Hadirmu laksana memanah bintang
Jika telah lewat masa
Harapan pun kan hilang
Berganti pagi menjelang
Demikian pertemuan ke 18 malam ini.
Salam KBMN 28